Dalam penantian akan sebuah pengharapan, tanpa menanti sebuah kepastian dan jawaban, hanyalah seonggok harapan. Aku menulis ini dalam kebimbangan, dalam kerancuan yang menggema. Walau ku tahu alat ini tidaklah bernyawa, naluriku berkata, inilah saatnya. Namun apalah daya sang naluri, hanya berbisik tanpa penjaminannya, tanpa pengabdiannya. Naluri dan keraguannya dalam hati, hanyalah setitik namun berisik.