Selasa, 30 September 2014

Furm ... . .--. .- .-. .- - . - .... . ..-. ..- .-. .- -. -.. - .... . --



Lelaki itu terasing sendiri
Berdiri..
Dalam pilu nuraninya
Dengan beragam kiluh kesah,
Serta ribuan sumpah serapah,
Terucapkan dari mulutnya..
Seakan semesta ini,
Mengutuk sekujur tubuhnya..

Terangkat pun kedua kakinya
Berjalan..
Dalam hamparan pasir nestapa
Mengumpat
Mengumpat
Dan tiada hentinya terus mengumpat

Ia berjalan perlahan
Menelusuri, ribuan jejak kaki
Dalam benaknya..
Dalam khayalnya..
Sesosok senyum nun jauh disana..
Senyum yang biasa, namun indah dimatanya
Senyum yang menyemangati,
Tak kala raga terasa mati

Diangkatnya kepala yang tertunduk..
Ditatapnya sang cakrawala..
Berganti pula air mukanya

Ia memantapkan langkahnya,
Menyusuri jalan setapaknya
Demi dapat melihat lagi..
Senyum indah,
Yang selalu hadir dalam mimpinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar