Aku tahu aku dapat mengangkat mereka
lebih tinggi, lebih dan lebih tinggi lagi. Mungkin bagiku itu adalah hal yang sulit, namun melihat
secercah cahaya kebanggaan dalam mata mereka membuatku selalu berharap aku dapat
melakukannya. Sekarang aku terpelanting jatuh. Jatuh kedalam lubang busuk
dimana sampah berserakan. Dalam harapku hanya ada keinginan agar aku tak
membusuk disini, dalam lubang yang gelap, sempit, dan lembab ini. Disekitarku
ada orang – orang yang berusaha bangkit dari lubang ini, walau mereka belum
menyadari betapa sulitnya beranjak dari sini. Mungkin orang – orang ini belum
pernah melihat cahaya diatas sana, hembusan angin sejuk, serta sinar hangat
yang begitu nyaman, yang menunggunya di luar lubang.
Namun orang – orang ini tidak menyerah,
mereka tetap tersenyum berusaha bangkit, mendaki sedikit demi sedikit, demi
melihat dunia diluar lubang yang mereka khayalkan setiap malamnya. Orang –
orang ini begitu gigih, lalu mengapa aku tidak. Maafkan egoku, namun aku tidak
akan mendaki perlahan, sedikit demi sedikit. Aku akan berusaha mencari tali dan
pijakan, berusaha melompat dan mendaki dengan cepat. Aku tidak mau melihat
punggung mereka berjalan lebih jauh lagi. Sudah tertanam dalam benakku, aku
akan keluar dari lubang ini, dan berlari menyusul mereka. Sebisa mungkin aku
akan berusaha berada di atas batu besar yang menghalangi mereka, mengangkat
mereka kembali dengan kedua tanganku, dan melihat kembali cahaya kebanggaan
atas diriku dalam tatapan mereka. Aku tidak perduli bilamana tanganku ini harus
hancur, putus, dan tercerai berai. Selama aku bisa melihat cahaya itu, sudah
cukuplah bagiku. Setelah itu kami akan berjalan berdampingan kembali, atau
berpencar ke tiga penjuru mata angin dengan sangat cepat. Ya, sejujurnya, aku
benar – benar mengharapkan itu terjadi.