Selasa, 31 Januari 2017

Pagi Ini

Pagi ini, terasa cukup hangat di kulitku, walau sebenarnya matahari sudah cukup tinggi. Sekitarku terasa sunyi. Kicau burung dan gemericik hiasan gantung yang telah kulupakan namanya terdengar jelas dari luar jendelaku.

Pagi ini, 
hembusan lembut udara pagi menerpa wajahku. Tidak begitu dingin namun cukup menyejukan. Kupandangi keluar jendela kamarku yang berjeruji. Hijau jadi warna yang paling banyak ditangkap retina mata.

Pagi ini, 
aroma masakan ibuku mengalir lembut kedalam hidung. Bau yang menggugah selera. Bau yang membuat niatku untuk kembali tidur terkurungkan dalam benakku. Bau ini membuatku terduduk, berusaha berdiri dari ranjangku, dan tersenyum membayangkan asalnya.

Pagi ini, 
aku berusaha mengingat ingat mimpiki. Awal mula, serta akhirnya. Mimpi yang indah, namun apadaya aku terbangun. Kupanjangkan tanganku seakan berusaha meraihnya. Meraih mimpi yang jauh tinggi, entah dimana. Aku tersenyum.

Pagi ini, 
aku menyantap masakan ibuku dengan lahap, tanpa ragu, dan tanpa malu. Secangkir kopi instan menemani santap pagiku. Uap masih mengepul diatas cangkir kopiku.


Pagi ini, 
saat seluruh keluargaku terlihat di ruang makan, bibirku terbuka dan kuucapkan, “Selamat Pagi ...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar