Minggu, 22 September 2013

Ini Bukan Cinta Cintaan

begitu ringkih jemarinya
bersih tiada ternoda
sekelebat ku melihat
tiada kenistaan yang tersirat

namun, semakin dalam ku melihat
semakin lama
semakin ku terlarut, terhanyut
bagiku, tiada satu jua yang tak ada
pada dirinya

aku berdiri disini
di sudut ruang ini
bercermin pada kelusuhan ini
kulihat diriku sendiri

gelap, begitu gelap
tak ada secercah sinar
yang dapat menembus gelapku
suram, dan begitu terpuruk
bagai seorang setan
di jurang kesesatan

kupertanyakan kembali
dapatkah jemarinya menolongku
dapatkah cahayanya
menembus gelapku

kusadari
betapa naif pikirku ini
betapa angkuh diriku ini

hanya satu akhirnya
pertanyaan yang tersisa

sudikah dirinya, melakukan semuanya?

Kamis, 25 April 2013

Iblis yang Merunduk

Sang Iblis, tercipta dari api, dan berjanji akan menyesatkan manusia. Dia, harus mendapatkan segalanya, apapun caranya. Sang Iblis akan membimbing manusia, menuju jalan setapak penuh nista dan kesesatan. Sementara di sisi lain, jalan mulus penuh kebahagiaan dan kebenaraan, lebih mudah dijejaki, menanti manusia.

"Aku akan mendapatkan segalanya, menguasai segalanya", bisik nurani Iblis. Sang Iblis, mendekati manusia, berniat menyesatkannya.

Namun, diamatinya makhluk itu. Makhluk yang bersih, tiada noda sedikitpun. Makhluk indah yang tercipta dengan berbagai rupa dan jasad yang tak sama, dengan kelebihan dan kekurangannya.

Jemari sang Iblis sudah dekatnya dengan makhluk itu, dengan makhluk bersih, manusia. Jemarinya sudah siap menuntun makhluk itu, ke jalan setapak, penuh nista dan kesesatan. 

Seketika sang Iblis bertanya, "Haruskah kusesatkan makhluk ini? Haruskah kukuasai makhluk ini? Haruskah kubiarkan ia tenggelam dalam palung tak berujung?" Tak ada yang menjawab. Sang Iblis, hanya bertanya pada dirinya.

Diamati kembali makhluk ini, "Betapa indah wujud dan hatinya", pikir sang Iblis.

Namun, nuraninya memberontak. Nuraninya kembali berbicara,"Aku adalah Iblis, Aku jauh lebih hebat dari mereka, Akulah yang lebih mulia. Aku ada untuk menyesatkan mereka, itulah tugasku, itulah kodratku."

Sang Iblis terdiam. Kembali lagi diamati makhluk nan indah itu. Iblis pun tersadar, "Aku harus melakukan tugasku."

Sang Iblis memulai aksinya, jemarinya mencengkram erat makhluk itu, membimbingnya, tanpa makhluk itu menyadari. Sang Iblis membelokan arah langkah makhluk itu, dengan begitu mudahnya. Sang iblis membelokannya dengan paksa menuju sebuah jalan.

Jalan mulus... penuh kebahagiaan dan kebenaran.

Iblis pun melepaskan cengkramannya, menatapi makhluk itu di jalan kebenaran.

Sang Iblis, tersenyum penuh luka. Ia palingkan tubuhnya membelakangi makhluk yang dituntunnya. Sang Iblis berjalan pelan, kembali ke jalan sesat yang penuh kenistaan, menundukkan kepalanya.

Pendosa

ku terpaku
dan aku terdiam
kututup..egoku..
tanpa seorangpun
yang tahu

kedua mataku
seakan tak terbuka
semua..yang kulihat..
hanya..
seonggok ruang kosong

diriku bagai seorang hamba
yang menentang tuannya..

bagai seorang prajurit 
yang menghunus bayonet
ke tubuh jendralnya..

aku..
hanyalah seorang pendosa
yang menentang tuhannya..

kulawan segala kata hatiku
aku..
hanyalah sang pendosa
tanpa nama