Di Suatu hari, Di Satu pagi
Ibuku datang, Dengan keranjang berlubang – lubang
Kutanya padanya, “Ibu, mengapa itu Penuh lubang?”
Ia tersenyum ceria, Sebuah hadiah untuk ku ucapya
Ia buka keranjangnya, se-ekor kucing rupaya
Ingatku, aku pernah bergumam
“Bu, kucing itu lucu ya”, pada suatu malam
Kutatap kucing itu
Betapa manisnya, dengan sepasang taring seakan satu
Betapa gembira hatiku saat itu
Janjiku pada diriku, kujaga ia sampai akhir hayatku
Ataupun, akhir hayatnya
Beberapa masa berlalu, tak ada yang mampu melawan waktu
Aku harus pergi dari rumahku, mengejar mimpiku
Kutatap Kucingku, kutitipkan pada Ibuku
Di satu waktu aku kembali
Kutanya ibuku, “Bu, dimana Kucingku?”
Seorang anak memintanya, matanya berkaca kaca
Ibuku memang harus bekerja, tiada waktu menjaganya
Namun aku rindu, saat kucing itu mengelus kakiku, dengan kepalanya
Aku berjalan di sekitar perlahan
Sejenak langkahku tertahan
Kucingku, setidaknya dulu
Bermain – main dengan pemilik baru
Esok hari, kudatangi lagi
Walau hanya sebatas pagar
Aku menggenggam sepotong ayam goreng, buatan ibuku
Hendak kuambil gigitan pertamaku
Namun kucing yang dahulu miliku
Menghampiriku
Mengeong, menatapku, dengan tatapan yang berkaca
Laparkah dia, dimana pemiliknya
Kuturunkan tanganku dari depan mulutku
Di jalan itu, kududukan diriku
Seraya memberinya sepotong ayam buatan ibuku
Diri kecilku berjanji
Akan menjaganya
Walau waktu terus berjalan, semua dapat berubah, semuanya
Namun janji tetaplah janji
Jadi akan kujaganya
Semampuku
Hingga akhir hayatnya
Ataupun.... akhir hayatku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar